Saturday, July 18, 2015

Selamatkan Rumah Kita Dengan hati Tetangga


Jika kita perhatikan berbagai pemberitaan baik di media cetak maupun media elektronik belakangan   ini   kita   akan   mendapatkan   sebuah   kenyataan   yang   mengejutkan   sekaligus menakutkan. Begitu besarnya angka kriminalitas baik berupa pencurian dan perampokkan bahkan yang disertai pembunuhan pada berbagai kompleks perumahan. Tulisan ini berusaha mengangkat aspek arsitektural dan masalah perancangan sebagai penyebab dari berbagai kriminalitas tersebut serta melihatnya dalam sebuah konteks masyarakat sebagai sebuah kesatuan yang utuh. Diharapkan dari  tulisan ini  kita  dapat  melihat aspek arsitektur sebagai sebuah bagian yang integral dengan masalah kemasyarakatan dan memberikan sebuah solusi terhadap masalah kriminal ini dengan sebuah penyelesaian yang utuh dan integratif.
Ada dua masalah utama yang dalam pandangan penulis berhubungan erat dengan masalah kriminalitas pada sebuah perumahan. Yang pertama berhubungan dengan bagaimana pola hidup individualistik dari  masyarakat yang  tinggal  di  perumahan tersebut  dan  yang  kedua  adalah masalah  perancangan  dari  kompleks  perumahan  tersebut  yang  memungkinkan  terjadinya
kriminalitas tersebut.
Pola Hidup Individualis dan Masalah Kriminalitas
Sebagai orang yang pernah hidup dan besar di lingkungan perkampungan penulis masih ingat sebuah kejadian semasa kecil dulu. Suatu ketika ada 3 orang maling masuk dan mencuri di kampung kami. Rupanya mereka telah mengincar rumah yang bersangkutan sejak seminggu sebelumnya. Masyarakat kampung sendiri telah curiga kepada mereka sebagai orang asing yang keluar masuk kampung kami. Akhirnya terjadilah peristiwa itu. Tiga orang perampok berhasil masuk ke salah satu rumah warga dan mencuri sejumlah perhiasan dan barang elektronik. Namun pemiliki rumah cukup bernasib baik, salah seorang penghuni rumah bangun dan berteriak memanggil warga. Karena rumah antara warga relatif dekat warga segera mendengar panggilan tersebut dan mereka segera keluar. Pengejaran terhadap tiga maling tersebut pun terjadi… Tak sampai 15 menit seluruh maling sudah tertangkap dan diserahkan kepada pihak yang berwajib. Para maling tersebut salah memilih tempat bersembunyi bahkan satu orang nyasar masuk rumah seorang warga karena tidak mengenal situasi dan kondisi di desa kami.
Sebuah kisah yang bagi beberapa orang mungkin biasa dan memang biasa terjadi di sekitar kita. Namun sebagai seorang yang mendapat pendidikan arsitektur saya melihatnya sebagai suatu hal yang sangat berbeda. Kisah ini mengajarkan berbagai pelajaran berharga tentang interaksi dari pola hidup warga, sistem perancangan rumah, dan sistem sosial kemasyarakatan dan pengaruhnya terhadap antisipasi dan penangkalan dari kampung dan kawasan tersebut terhadap kriminalitas.
Hal yang juga menarik adalah sebuah kenyataan bahwa kasus kriminalitas seperti pencurian and perampokkan sebagaimana dijelaskan oleh media cetak dan elektronik justru banyak teradi pada kompleks dan perumahan terutama perumahan yang mewah dibandingkan dengan kawasan kampung atau pedesaan. Hal ini mungkin terjadi karena memang barang-barang berharga adanya…ya…di perumahan mewah tersebut (k’lo di kampung apa yang mau dicuri…), namun sebab lain mungkin karena memang mencuri atau merampok di lingkungan perumahan apalagi perumahan mewah memang lebih mudah daripada mencuri dan merampok di perkampungan.
Perumahan kita di siang hari, lengang…menjadi sasaran empuk pencuri dan perampok!

Jika kita pelajari sistem hidup yang ada di perkampungan atau daerah perumahan yang sederhana, kita akan mendapatkan sebuah sistem kehidupan yang sangat rapat. Orang satu RT bahkan RW akan saling mengenal satu sama lain. Seorang ibu akan mengenal seluruh anak bahkan anggota keluarga dari tetangganya yang berada di RT lain. Jika salah seorang anak berulang-tahun atau ada anak yang baru lulus kuliah suatu keluarga akan membagi-bagikan nasi kuning ke seluruh kampung. Walaupun kadangkala menimbulkan masalah privasi karena banyaknya gossip yang sering beredar hubungan antar tetangga ini menjamin suatu interaksi yang sangat positif. Dari hubungan yang dekat inilah antara keluarga yang satu dengan yang lain akan saling menjaga sehingga kriminalitas dapat ditekan.
Perumahan di perkampungan, memungkinkan sebuah interaksi positif antar warganya.

Sebaliknya pada perumahan yang mewah atau menengah atas, kita akan mendapat sebuah lingkungan yang sama sekali berbeda. Antara tetangga bersebelahan rumah pun akan tidak saling kenal. Setiap rumah sibuk dengan aktivitas keluarganya sendiri-sendiri. Rutinitas sehari-hari seperti bangun-berangkat kerja-pulang kerja-tidur menjadi suatu kegiatan yang terjadi sehari-hari, kita bahkan tidak sempat menyapa tetangga kita apalagi mengetahui nama anak-anak mereka. Dalam lingkungan seperti ini biasanya masalah keamanan lebih diserahkan kepada satpam yang menjaga gerbang kompleks dan berpatroli siang dan malam. Lingkungan seperti inilah yang rawan dari kriminalitas!
Seorang warga tidak akan peduli ketika seorang asing masuk ke rumah tetangganya karena dia memang tidak menyadari orang tersebut sebagai orang asing. Bagaimana dia sadar jika dia tidak pernah mengenalnya? Itulah sebabnya pada salah satu kompleks menengah atas di dekat rumah saya, angka kriminalitas begitu tinggi. Dengan begitu banyaknya satpam yang menjaga kompleks tersebut, hampir setiap minggu terjadi pencurian kendaraan. Bahkan sebuah kendaraan yang sedang dicuci pun dapat hilang karena lengah dijaga oleh pemiliknya.
Perancangan Perumahan yang Mendukung Kriminalitas
Selain masalah sosial sebagaimana yang penulis ceritakan sebelumnya. Masalah perancangan dan dan aspek teknis dari desain rumah itu sendiri memungkinkan hal tersebut. Perancangan rumah dengan  sistem  grid  yang  memanjang  (yang  kadangkala  kelewat  panjang…)  jelas  tidak mendukung interaksi sosial antar warga! Metode perancangan ini memungkinkan penemptan jumlah  rumah  yang  banyak  namun  tidak  mendukung  pertautan  hati  yang  banyak  diantara
penghuninya.
Metode perancangan yang menggunakan sistem grid memudahkan kejahatan.

Mungkin jika kita membuatnya dengan sistem pengelompokkan (cluster) dengan sebuah ruang publik bersama sebagaimana denah dibawah ini, kita sedikit banyak akan mendukung interaksi yang positif antara warga. Seorang warga setidaknya dapat melihat aktivitas dari tetangganya sehingga mendorong mereka untuk saling kenal.
Perancangan dengan sistem cluster (pengelompokkan) memungkinkan interaksi antara warga.

Sistem perancangan secara berkelompok juga memungkinkan sebuah sistem territorial (kawasan) yang kuat. Hal ini memungkinkan setiap kelompok mampu mengelola keamanan (mereka hanya perlu mengenal sedikit orang) di kawasannya sebagaimana usaha dan pengelolaan teritorialitas pada masyarakat tradisional. Setiap anggota kelompok akan merasa bertanggung-jawab terhadap wilayahnya sehingga memungkinkan unit-unit kecil penangkal kriminalitas.
Masalah teknis yang sering mendukung kejahatan adalah perletakkan tiang listrik atau telpon di samping pagar rumah yang seringkali menjadi alat masuk yang mudah bagi pencuri, atau perancangan jendela dan pintu yang seringkali kurang memadai. Penggunaan teralis yang biasa digunakan, sebenarnya merupakan sarana yang sangat efektif untuk mencegah pencuri, namun penggunaan teralis memiliki sebuah potensi “senjata makan tuan” yang mengerikan ketika terjadi kebakaran. Pada banyak kasus kebakaran justru teralis inilah yang menghalangi orang untuk menyelamatkan diri. Lagipula para criminal itulah yang seharusnya dipenjara bukan kita!
Caption: Perletakkan kabel telepon dan tiang listrik yang sering kali menjadi sarana bagi masuknya pencuri ke dalam rumah.
Pemeliharaan anjing pun seringkali tidak banyak membantu, karena banyak perampok yang kemudian menggunakan makanan anjing dengan obat tidur untuk mengamankan mereka. Penggunaan satpam sebagaimana anjing pun sering menimbulkan masalah, karena kadangkala merekalah yang menjadi pencurinya karena tidak tahan dengan kemewahan yang ditunjukkan oleh  pemilik  rumah.  Yang  jelas  baik  pemeliharaan  anjing  maupun  penyewaan  satpam memerlukan biaya dan perawatan yang tidak kecil. Penulis lebih melihat pengamanan dengan memelihara penjagaan di hati tetangga kita sebagai suatu metode yang jauh lebih baik atau setidaknya lebih murah dengan manfaat yang luar biasa. Dengan sebuah desain yang baik kita akan mendapatkan sebuah lingkungan yang lebih resisten terhadap kejahatan.

No comments:

Post a Comment